Kamis, 03 Desember 2015

5G Pikat 150 juta Pelanggan di 2021, Indonesia?

 

Jakarta - Ketika Indonesia baru setahun menjajal 4G, empat negara ini sudah siap-siap melangkahkan kakinya ke era 5G. Bahkan dalam setahun peluncurannya, diyakini akan langsung memikat 150 juta pelanggan.

Menurut Ericsson Mobility Report, gong peluncuran perdana 5G akan berlangsung saat Olimpiade 2020 mendatang. Kemudian, Korea Selatan, Jepang, China, dan Amerika Serikat akan langsung tancap gas menggebernya.

Nah, keempat negara ini pula yang diyakini akan mengalami penyerapan pelanggan 5G yang tercepat. Total akan ada 150 juta pelanggan yang menggunakan akses internet mobile broadband generasi kelima itu nantinya di 2021.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Jul menilai, Indonesia bisa saja ikut mengimplementasikan 5G nantinya. Asalkan, pemerintah dan regulator telekomunikasi di negeri ini bisa membereskan dulu permasalahan tentang alokasi frekuensi.

"Indonesia bisa saja menuju 5G asalkan bisa menyediakan alokasi frekuensi tambahan," kata Thomas Jul, President Director Ericsson Indonesia di Marche, Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (3/12/2015).



5G Pikat 150 juta Pelanggan di 2021, Indonesia?

Dari manakah alokasi spektrum tambahan itu bisa didapatkan? Apalagi saat ini, para operator kerap mengeluh kekurangan frekuensi. Menurut Jul, dengan perkembangan teknologi saat ini, seharusnya tak ada masalah lagi.

"Indonesia masih bisa dapat tambahan alokasi frekuensi yang banyak. Mulai dari unlicensed band seperti yang digunakan untuk WiFi (2,4 GHz dan 5 GHz), spektrum narrowband, bahkan spektrum di atas 2 GHz lainnya," kata dia.

Belum lagi, Indonesia masih punya frekuensi 'emas' di 700 MHz yang masih ditempati oleh TV analog. Kemudian, ada pula spektrum 2,6 GHz selebar 150 MHz yang saat ini dihuni oleh TV berbayar. Semua itu, kata Jul, memungkinkan untuk didaur ulang untuk mobile broadband seiring makin canggihnya teknologi.

"Nanti frekuensi-frekuensi itu bisa menggunakan carrier aggregation. Sehingga alokasi spektrum yang ada, meskipun berbeda-beda frekuensi, tetap bisa maksimal untuk 5G, misalnya," lanjut dia.

Ericsson sendiri belum lama ini telah bekerja sama dengan XL Axiata untuk menguji coba akses 4G berkecepatan hingga 300 Mbps atau bisa disebut jaringan 4,5G. Akses yang mendekati 5G itu bisa diwujudkan dengan menggabungkan teknologi Long Term Evolution (LTE) dengan License Assisted Access (LAA).

Dalam hal ini, penggabungan teknologi LTE dan LAA akan dilakukan dengan mengkombinasikan frekuensi milik XL (licensed) di 900 MHz, 1.800 MHz, dan 2,1 GHz dengan frekuensi bebas (unlicensed) yang biasanya digunakan untuk WiFi di 5 GHz.

Menurut Jul, implementasi 4G LTE-A LAA ini bisa dibilang sebagai langkah awal operator menuju penerapan jaringan 5G. Komersialisasi LTE-LAA sendiri ditargetkan siap pada Maret 2016 mendatang.
Share: 

1 komentar:

  1. Your blog is very interesting and adds insight for me. Thank you for sharing.

    Regards.
    Visit My Blog

    BalasHapus